Pages

Ads 468x60px

Rabu, 22 Januari 2014

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK



PENGGUNAAN  ANTIBIOTIK
Dasar penggunaan antibiotik untuk penyakit yang disertai demam harus memiliki alasan yang tepat.Karena antibiotik merupakan obat yang berkhasiat membasmi infeksi bacterial,maka satu-satunya alas an penggunaan antibiotic adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri,dengan atau tanpa demam.
Keuntungan
Sebagian besar antibiotic pada demam memang tidak mengenai sasaran dan tidak efektif,tetapi pada keadaan tertentu ada gunanya,yaitu bila antibiotic mengenai sasaran yang tidak diperhitungkan semula.Hal ini benar – benar merupakan kebetulan karena jenis dan dosisnya pun harus kebetulan cocok.
Kerugian
·         Semakin banyak suatu antibiotic digunakan semakin banyak timbul resistensi kuman terhadapnya.
·         Meningkatnya efek samping tidak diimbangi oleh efektifitas obat.
·         Pasien harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi,yang sebagian besar tidak diperlukan.
·         Masking effect  yang mungkin timbul menyulitkan follow up pasien dan mungkin menimbulkan kematian bila terlambat mengetahuinya.
·         Menimbulkan false security pada dokter,sehingga mengabaikan cara – cara diagnosis yang baik.
Tujuan penggunaan antibiotic untuk mencegah adanya infeksi bakteri sekunder tidak dibenarkan karena superinfeksi hanya terjadi pada keadaan tertentu dan tidak mungkin kita menggunakan suatu antibiotic universal untuk mencegah timbulnya jenis bakteri yang tidak dapat kita duga sebelumnya.Pasien yang benar – benar memiliki resiko boleh diberi antibiotic dengan jenis dan dosis yang sesuai.profilaksis biasanya memerlukan dosis penuh dan tidak dapat dicapai dengan dosis kecil.

Sumber : Kapita Selekta Kedokteran,edisi ketiga jilid I 2001

Selasa, 21 Januari 2014

Angina Pektoris



ANGINA PEKTORIS
Definisi
Angina pektorisadalah keadaan klinik yg ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk,yaitu angina stabil dan tidak stabil.Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat berkembang menjdadi dan atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu diperiksa dan diobservasi  lebih lanjut di rumah sakit.
Penyebab
Iskemia ini terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium.Hal ini terjadi beli kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik,emosi,tirotoksikosis,hipertensi ),atau bila aliran darah koroner berkurang (misalnya pada spasme atau thrombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
Gambaran klinis
Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit,rasa terjepit atau terbakar yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak,bahu dan leher kiri,bahkan sampai ke kelingking kiri.
Perasaan ini dapat pula menyebar sampai ke pinggang,tenggorokan,rahang,gigi dan ada juga yang sampai ke lengan kanan.Rasa tidak enak juga dapat dirasakan di ulu hati,tetapi jarang terasa di apeks kordis.
Rasa nyeri dapat disertai beberapa atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin,mual dan muntah,rasa lemas,berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).Serangan ini akan hilang bila penderita menhentikan kegiatan fisik tersebut dan beristirahat.Serangan berlangsung hanya beberapa menit ( 1 – 5 menit ) tetapi bisa sampai lebih dari 20 menit.
Nyeri angina bersifat konstan.Bila terjadi perubahan miksalnya lama serangan bertambah ,nyeri lebih hebat,,ambang serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur ,maka gangguan ini perlu diwaspadai.Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak stabil ).
Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya timbul saat penderita sedang istirahat.
Angina dikatakan tambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah kerja fisik yang lebih ringan,misalnya sesudah makan.Ini tergolong juga angina tidak stabil.
Pemeriksaan fisik diluar serangan umunya tidak menunjukan kelainan yang berarti.Pda waktu serangan,denyut jantung bertambah,tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
Pada auskultasi,suara jantung terdengar jauh,bising sistolik  terdengar pada pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
Biasanya didapatkan factor resiko : hipertensi,obesitas atau diabetes mellitus.
Diagnosis
Nyeri dada retrosternal .
Pemeriksaa EKG.
Penatalaksanaan
Kelainan yang melatar belakangi angina pektoris harus dicari,kemudian dikurangi atau diobati.Faktor yang memperberat seperti merokok,berat badab berlebihan,dan kebiasaan minum kopi sebaiknya dihindari.
Tekanan darah tinggi diobati.
Stress dikendalikan.
Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit.
Pengobatan serangan akut
Istirahat agar aktivitas jantung berkurang .Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung.
Nitrogliserin sublingual 0,15 – 0,6 sangat efektif.tablet dapat digunakan beberapa kali  tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala.Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang,tetapi bila stelah diulang 3 kali gejala tidak berkurang maka kemungkinan telah terjdai infark.
ISDN sublingual 2,5 – 5 mg yang juga dapat diulang atau tablet oral 5 – 30 mg.
Pencegahan serangan
Propanolol efektif untuk angina pektoris karena dapat mengurangi kerja otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung.Efek klinik propanolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan istsirahat 60 – 70 kali/menit.
Dosis awal       : 20 mg 2 x sehari
Dosis maksimal : 120 mg sehari.
Obat  ini tidak boleh digunakan pada angina prinzmetal.
Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari,atau diltiazem 30 – 60 mg 3 x sehari,atau verapamil 40 – 80 mg 3 x sehari.
Angina tidak stabil      :  perlu perawatan khusus.
Angina variant             : dilator kuat: nitrat,calcium antagonis,prazosin 0,5 – 1 mg 3 x sehari dengan titrasi.
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS,DEPKES RI
    

Minggu, 19 Januari 2014

AIDS



AIDS
Definisi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairam vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Penyebab
Adalah virus HIV, suatu jenis retrovirus yang termasuk golongan virus yang menggunakan RNA sebagai molekul pembawa informasi genetik.
Gambaran Klinis
Kategori klinis A meliputi infeksi HIV tanpa gejala (asimtomatik), limfadenopati generalisata yang menetap dan infeksi akut primer dengan penyakit penyerta.
Kategori klinis B terdiri atas kondisi dengan gejala pada remaja/dewasa terinfeksi HIV yang tidak termasuk dalam kategori C dan memenuhi paling kurang satu dari beberapa kriteria berikut:
Keadaan yang dihubungkan dengan adanya infeksi HIV atau adanya kerusakan kekebalan yang diperantarakan sel (Cell mediated immunity) atau
Kondisi yang dianggap oleh dokter telah memerlukan penanganan klinis atau membutuhkan penatalaksanaan akibat komplikasi infeksi HIV dengan contoh: Angiomatosis basilari; Kandidiasis orofaringeal; Kandidiasis vulvovaginal; Displasia leher rahim; Demam 38,5 OC atau diare lebih dari 1 bulan; Oral Hairy leukoplakia; Herpes zoster; Purpura idiopatik trombositopenik; Listeriosis; Penyakit radang panggul; Neuropati perifer
Kategori klinis C meliputi gejala yang ditemukan pada pasien AIDS misalnya:
Kandisiasis bronki, trakea dan paru; Kandidiasis esofagus; Kanker leher rahim  invasif; Coccidiodomycosi menyebar atau di paru; Kriptokokosis di luar paru; Retinistis virus sitomegalo; Ensefalopati yang berhubungan dengan HIV; Herpes simpleks atau ulkus kronik lebih dari sebulan lamanya; Bronkitis, esofagitis atau pneumonia; Histoplasmosis menyebar atau di luar paru; Isosporiasis instestinal kronik lebih dari sebulan lamanya; Sarkoma kaposi; Limfoma burkit (atau istilah lain menunjukkan lesi yang  mirip); Limfoma imuno blastik, L.primer di otak; Micobacterium Avium Complex atau M.lansii tersebar di luar paru; M.tuberculosis dimana saja (paru atau luar paru); Pneumonia Pneumocystis carinii; Leukoensefalopati multifokal progresif; Septikemia salmonella yang berulang; Taksoplasmosis di otak
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksan darah. Pada pemeriksaan darah dapat dilakukan tes langsung terhadap virus HIV atau secara tidak langsung dengan menentukan anti bodi, yang telah dan lebih mudah dilaksanakan. Saat ini banyak jenis tes yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas tinggi yang tersedia.
Pengobatan/Penatalaksanaan
Saat ini ada tiga golongan ARV yang tersedia di Indonesia:
Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NsRTI): obat ini dikenal sebagai analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA. Proses ini diperlukan agar virus dapat bereplikasi. Obat dalam golongan ini termasuk zidovudine (ZDV atau AZT), lamivudine (3TC), didanosine (ddI) zalcitabine (ddC), stavudine (d4T) dan abacavir (ABC).
Non-Nucleside Reserve Trancriptase Inhibitor (NNsRTI): obat ini berbeda dengan NRTI walaupun juga menghambat proses perubahan RNA menjadi DNA. Obat dalamgolongan ini termasuk nevirapine (NVP), efavirenz (EFV), dan delavirdine (DLV).
Protease Inhibitor (PI): Obat ini bekerja menghambat enzim protease yang memotong rantai panjang asam animo menjadi protein yang lebih kecil. Obat dalam golonganini termasuk indinavir (IDV), nelfinavir (NFV), saquinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan lopinavir/ritonavir (LPV/r).
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI

Sabtu, 18 Januari 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE



DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan:
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2 – 7 hari;
Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji Tourniquet (Rumple Leede) positif;
Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/•l);
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit • 20%);
Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
Penyebab
Virus dengue yang sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2,Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4.
Cara Penularan
Penularan DBD umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.
Nyamuk penular DBD ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Gambaran Klinis
Masa inkubasi biasanya berkisar antara 4 – 7 hari
Demam  tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
Tanda-tanda perdarahan
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi perdarahan sebagai berikut: Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri. Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk.
Untuk membedakannya regangkan kulit, jika hilang maka bukan petekie. Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan keras) oleh karena uji Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada sebagian besar penderita DBD. Namun uji Tourniquet positif dapat juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam chikungunya), infeksi bakteri (Typhus abdominalis) dan lain-lain. Uji Tourniquet dinyatakan positif, jika terdapat 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5x2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti)
Pembesaran hati (hepatomegali)
Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit
Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
Renjatan (syok)
Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
Penderita menjadi gelisah
Sianosis di sekitar mulut
Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
Trombositopeni
Jumlah trombosit 100.000/•l biasanya ditemukan diantara hari ke 3 – 7 sakit
Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bag. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menggambarakan hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka terjadinya perembesan plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala.
Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit > 20% (misalnya 35% menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42), mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. Penurunan nilai hematokrit  >20% setelah pemberian cairan yang adekuat, nilai Ht diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
Gejala klinik lain
Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan kejang
Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai ensefalitis
Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan gastrointestinal dan renjatan
Diagnosis
Tersangka Demam Berdarah Dengue
Dinyatakan Tersangka Demam Berdarah Dengue apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji Tourniquet positif) dan/atau trombositopenia (jumlah trombosit 100.000/•l)
Penderita Demam Berdarah Dengue derajat 1 dan 2
Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan atau dinyatakan sebagai penderita DBD apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2 – 7 hari disertai manifestasi perdarahan (sekurangkurangnya uji Tourniquet positif), trombositopenia, dan hemokonsentrasi (diagnosis klinis). atau hasil pemeriksaan serologis pada Tersangka DBD, menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan HI test atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada pemeriksaan dengue rapid test (diagnosis laboratoris)
Penatalaksanaan
Penatalaksana demam berdarah dengue (pada anak)
Adakah tanda kedaruratan, yaitu tanda syok (gelisah, nafas cepat, bibir biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang, kesadaran menurun, muntah darah, tinja darah, maka pasien perlu dirawat / dirujuk.
Apabila tidak dijumpai tanda kedaruratan, periksa uji Tourniquet dan hitung trombosit
Bila uji Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l, penderita dirawat / dirujuk.
Bila uji Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau normal, pasien boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali setiap hari sampai suhu turun.
Pasien dianjurkan minum banyak, seperti: air teh, susu, sirup, oralit, jus buah dan lain-lain.
Berikan obat antipiretik golongan parasetamol jangan golongan salisilat.
Apabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi tanda klinis adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi gelisah, ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing berkurang; bila perlu periksa Hb, Ht dan trombosit.
Apabila terdapat tanda syok atau terdapat peningkatan Ht dan / atau penurunan trombosit, segera rujuk ke rumah sakit.
Penatalaksanaan demam berdarah dengue (pada dewasa)
Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol dalam waktu 24 jam berikutnya
Bila keadaan pasien memburuk agar segera kembali ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Sedangkan pada kasus yang meragukan indikasi rawatnya, maka untuk sementara pasien tetap diobservasi dengan anjuran minum yang banyak, serta diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. Setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang Hb, Ht dan trombosit.
Pasien dirujuk ke rumah sakit apabila didapatkan hasil sebagai berikut.
Hb, Ht dalam batas normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l atau
Hb, Ht yang meningkat dengan jumlah trombosit < 150.000/•l trombosit dalam batas normal atau menurun.
Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun.
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates